
Judul buku : Antologi Fiksi Mini
Penulis : 26 penulis
Halaman : 222 hal
Penerbit : Kosa Kata Kita
ISBN : 9786028966238
Harga : Rp 40.000,- (belum termasuk ongkir)
Simak beberapa isi fiksi mini dalam buku Antologi Fiksi Mini :
Sebelum pergi ke medan perang, kekasihnya berjanji akan meminangnya sepulang nanti. Sudah 40 tahun kekasihnya tak kunjung datang. (PENANTIAN TIDAK BERUJUNG, Alina Kharisma)
Ia lega. Dayang Sumbi sang ibunda akhirnya menerima lamarannya. Sample test DNA itu telah ditukarnya dengan milik orang lain. (SANGKURIANG, Ariana Pegg)
Dia merindukan pangeran berkuda putih menjemputnya. Yang ditunggu datang juga. Berkuda putih dan gagah. Tanpa kepala. (PANGERAN BERKUDA PUTIH, Fonny Jodikin)
Dinda mendapati putra bungsunya sedang mematut diri depan kaca. Rok dan gaun malamnya bertebaran di mana mana. (BOY, Nona G. Muchtar)
Gusti aku sangat hina dan malu meminta kembali wajahku. (SUJUD, Arieyoko KSE)
“Sedap sekali opor ini, Sayang,” puji suami. “Tentu, itu kan ginjalmu yang kupotong tadi malam.” (MAKAN MALAM, Anisa Afzal)
Bukan jas merah yang kubutuhkan, tapi jas hujan: Supaya aku tidak menggigil kedinginan. (JAS, Boedi Ismanto SA)
Suamiku selalu kagum dengan dandananku, padahal kuberhias untuk kekasihku. (SUAMI DAN KEKASIH, Femikhirana)
Ada yang memajang foto profil seekor kupu-kupu, ulat bulu, kuda, kucing, kura-kura, harimau dan hai, kau pun ternyata berwajah kera. Aku berkawan dengan banyak binatang rupanya. (FACEBOOK 3, Heni Hendrayani)
Rumah sakit heboh. Bantal dan selimut banyak hilang. Pasien Gakin pulang diam-diam membawa bantal dan selimutnya. (SELIMUT, Ratna Dewi Barrie)
“Hanya ada satu jalan. Kita berpisah,” katanya putus asa, di tengah pertengkaran. Lelaki itu terperangah. “Benarkah? Terima kasih, Sayang!” teriaknya girang. (KEPUTUSAN, Renny Yulia)
Inikah jalan yang kau janjikan? Bukan. Itu jalan buntu. (JALAN TUHAN, Slamet Riyadi Sabrawi)
“Jika kau tak percaya pada cintaku, belah saja dadaku,” ujar kekasihnya kemarin. Sekarang jantung itu ia simpan di dalam sebuah toples kaca. (BELAH SAJA DADAKU, Susy Ayu)
Lokasi paling unik pengambilan sebuah adegan perpisahan. Lambaian tangan yang berangsur menghilang dan si dia tegak di sana. Cut! teriak sutradara dengan mata berlinang. (STASIUN KERETA API, Yvonne de Fretes)
Ketika suaminya memanggilnya dengan sebutan “cinta”, ia memikirkan banyak gaya dalam bercinta. Begitu tahu nama kekasih suaminya Cinta, ia jadi memikirkan banyak pria untuk bercinta. (CINTA OH CINTA, Imelda Hasibuan)
Waria terbunuh. Teman-temannya bersyukur karena status gender mendiang akhirnya diakui di alam lain: menjadi kuntilanak! (WANITA ASLI, Hardiansyah Kurdi)
“Pesanan siap, Bos! Barang baru loh, lihat saja bodinya” Kuperhatikan cewek itu dan kepalaku serasa mau meledak, “Puspita; anakku!” (AYAM KAMPUS, Wilu Ningrat)
Ada sisa lipstik di kaus dalammu. Tetapi tidak apa-apa, asal kau tidak mencium aroma tembakau di dadaku. (CINTA PALSU 2, Hendry Ch. Bangun)
"Baunya begitu menyengat," ujar seorang pemuda. Ia menciumi tubuhnya sendiri yang telah membusuk tiga hari sebelum ia mengorok lehernya sendiri. (AMIS, Irfan Firnanda)
Sementara tangan kanannya mengerik punggung suaminya, tangan kirinya menulis pesan singkat untuk kekasihnya: I love you! (KESETIAAN PEREMPUAN, Kurniawan Junaedhie)
Cintamu seperti buah khuldi, ketika kumakan dadaku membengkak, perutku membuncit. (KARMA, Ratu Ayu)
Wajah bulat Minah berganti Poppy dengan rok mini bergincu bedak tebal menjemput malam. (POPPY 1, Rini Intama)
Cahaya bulan sungguh samar di luar jendela. Tiga gelas kopi tinggal dedaknya di atas meja. "Mas, kok yang dipikir hanya puisi. Beras habis, listrik belum dibayar. Cari uangnya yang realistis saja, Mas!" serang sang istri. Betapa ingin ia punya suami baru. (RUMAH TANGGA PENYAIR, Soni Farid Maulana)
Sudahlah, Sayang, mungkin Tuhan belum mengabulkan doamu, ikhlaskan saja kakimu. (IKHLASKAN, Sugiyatno DM)
Tabu lelaki beristri berhubungan dengan perempuan lain, kecuali bermesraan dengan pacarnya. (TABU, Soesi Sastro)
Ijah menjerit. Ia melihat tuhan di dalam cermin kamar mandi. (MELIHAT TUHAN, Weni Suryandari)
Buku ini memuat lebih dari 600 buah fiksi mini sejenis, yakni karya fiksi yang berformat mini. Meski dalam ukuran mini, para pengarang –yang umumnya penyair dan prosais— ini mencoba mengajak pembacanya ke alam kesadaran baru. Kadang berupa tawa, yang tak semua menghibur memang, karena kadang juga ada ironi di dalamnya. Yang jelas, pembaca dibebaskan menafsirkan sendiri sesuai imajinasi, ilusi dan fantasinya.
Memuat fiksi mini karya:
ALINA KHARISMA - Hal. 11
ANISA AFZAL - Hal. 19
ARIANA PEGG – Hal 27
ARIEYOKO KSE – Hal. 35
BOEDI ISMANTO SA – Hal 43
FEMI KHIRANA – Hal. 51
FONNY JODIKIN – Hal. 59
HARDIANSYAH KURDI – Hal. 67
HENDRY CH BANGUN – Hal. 75
HENI HENDRAYANI – Hal. 83
IMELDA HASIBUAN – Hal. 91
IRFAN FIRNANDA – Hal. 99
KURNIAWAN JUNAEDHIE – Hal. 107
NONA G. MUCHTAR – Hal. 115
RATNA DEWI BARRIE - Hal. 123
RATU AYU – Hal. 131
RENNY YULIA – Hal. 139
RINI INTAMA – Hal. 147
SLAMET RIYADI SABRAWI – Hal. 153
SOESI SASTRO – Hal. 161
SONI FARID MAULANA – Hal. 169
SUGIYATNO DM – Hal. 179
SUSY AYU – Hal. 187
WENI SURYANDARI – Hal. 195
WILU NINGRAT – Hal. 203
YVONNE DE FRETES – Hal. 211
Yang ingin memesan silahkan isi formulir pemesanan di SINI
Ia lega. Dayang Sumbi sang ibunda akhirnya menerima lamarannya. Sample test DNA itu telah ditukarnya dengan milik orang lain. (SANGKURIANG, Ariana Pegg)
Dia merindukan pangeran berkuda putih menjemputnya. Yang ditunggu datang juga. Berkuda putih dan gagah. Tanpa kepala. (PANGERAN BERKUDA PUTIH, Fonny Jodikin)
Dinda mendapati putra bungsunya sedang mematut diri depan kaca. Rok dan gaun malamnya bertebaran di mana mana. (BOY, Nona G. Muchtar)
Gusti aku sangat hina dan malu meminta kembali wajahku. (SUJUD, Arieyoko KSE)
“Sedap sekali opor ini, Sayang,” puji suami. “Tentu, itu kan ginjalmu yang kupotong tadi malam.” (MAKAN MALAM, Anisa Afzal)
Bukan jas merah yang kubutuhkan, tapi jas hujan: Supaya aku tidak menggigil kedinginan. (JAS, Boedi Ismanto SA)
Suamiku selalu kagum dengan dandananku, padahal kuberhias untuk kekasihku. (SUAMI DAN KEKASIH, Femikhirana)
Ada yang memajang foto profil seekor kupu-kupu, ulat bulu, kuda, kucing, kura-kura, harimau dan hai, kau pun ternyata berwajah kera. Aku berkawan dengan banyak binatang rupanya. (FACEBOOK 3, Heni Hendrayani)
Rumah sakit heboh. Bantal dan selimut banyak hilang. Pasien Gakin pulang diam-diam membawa bantal dan selimutnya. (SELIMUT, Ratna Dewi Barrie)
“Hanya ada satu jalan. Kita berpisah,” katanya putus asa, di tengah pertengkaran. Lelaki itu terperangah. “Benarkah? Terima kasih, Sayang!” teriaknya girang. (KEPUTUSAN, Renny Yulia)
Inikah jalan yang kau janjikan? Bukan. Itu jalan buntu. (JALAN TUHAN, Slamet Riyadi Sabrawi)
“Jika kau tak percaya pada cintaku, belah saja dadaku,” ujar kekasihnya kemarin. Sekarang jantung itu ia simpan di dalam sebuah toples kaca. (BELAH SAJA DADAKU, Susy Ayu)
Lokasi paling unik pengambilan sebuah adegan perpisahan. Lambaian tangan yang berangsur menghilang dan si dia tegak di sana. Cut! teriak sutradara dengan mata berlinang. (STASIUN KERETA API, Yvonne de Fretes)
Ketika suaminya memanggilnya dengan sebutan “cinta”, ia memikirkan banyak gaya dalam bercinta. Begitu tahu nama kekasih suaminya Cinta, ia jadi memikirkan banyak pria untuk bercinta. (CINTA OH CINTA, Imelda Hasibuan)
Waria terbunuh. Teman-temannya bersyukur karena status gender mendiang akhirnya diakui di alam lain: menjadi kuntilanak! (WANITA ASLI, Hardiansyah Kurdi)
“Pesanan siap, Bos! Barang baru loh, lihat saja bodinya” Kuperhatikan cewek itu dan kepalaku serasa mau meledak, “Puspita; anakku!” (AYAM KAMPUS, Wilu Ningrat)
Ada sisa lipstik di kaus dalammu. Tetapi tidak apa-apa, asal kau tidak mencium aroma tembakau di dadaku. (CINTA PALSU 2, Hendry Ch. Bangun)
"Baunya begitu menyengat," ujar seorang pemuda. Ia menciumi tubuhnya sendiri yang telah membusuk tiga hari sebelum ia mengorok lehernya sendiri. (AMIS, Irfan Firnanda)
Sementara tangan kanannya mengerik punggung suaminya, tangan kirinya menulis pesan singkat untuk kekasihnya: I love you! (KESETIAAN PEREMPUAN, Kurniawan Junaedhie)
Cintamu seperti buah khuldi, ketika kumakan dadaku membengkak, perutku membuncit. (KARMA, Ratu Ayu)
Wajah bulat Minah berganti Poppy dengan rok mini bergincu bedak tebal menjemput malam. (POPPY 1, Rini Intama)
Cahaya bulan sungguh samar di luar jendela. Tiga gelas kopi tinggal dedaknya di atas meja. "Mas, kok yang dipikir hanya puisi. Beras habis, listrik belum dibayar. Cari uangnya yang realistis saja, Mas!" serang sang istri. Betapa ingin ia punya suami baru. (RUMAH TANGGA PENYAIR, Soni Farid Maulana)
Sudahlah, Sayang, mungkin Tuhan belum mengabulkan doamu, ikhlaskan saja kakimu. (IKHLASKAN, Sugiyatno DM)
Tabu lelaki beristri berhubungan dengan perempuan lain, kecuali bermesraan dengan pacarnya. (TABU, Soesi Sastro)
Ijah menjerit. Ia melihat tuhan di dalam cermin kamar mandi. (MELIHAT TUHAN, Weni Suryandari)
Buku ini memuat lebih dari 600 buah fiksi mini sejenis, yakni karya fiksi yang berformat mini. Meski dalam ukuran mini, para pengarang –yang umumnya penyair dan prosais— ini mencoba mengajak pembacanya ke alam kesadaran baru. Kadang berupa tawa, yang tak semua menghibur memang, karena kadang juga ada ironi di dalamnya. Yang jelas, pembaca dibebaskan menafsirkan sendiri sesuai imajinasi, ilusi dan fantasinya.
Memuat fiksi mini karya:
ALINA KHARISMA - Hal. 11
ANISA AFZAL - Hal. 19
ARIANA PEGG – Hal 27
ARIEYOKO KSE – Hal. 35
BOEDI ISMANTO SA – Hal 43
FEMI KHIRANA – Hal. 51
FONNY JODIKIN – Hal. 59
HARDIANSYAH KURDI – Hal. 67
HENDRY CH BANGUN – Hal. 75
HENI HENDRAYANI – Hal. 83
IMELDA HASIBUAN – Hal. 91
IRFAN FIRNANDA – Hal. 99
KURNIAWAN JUNAEDHIE – Hal. 107
NONA G. MUCHTAR – Hal. 115
RATNA DEWI BARRIE - Hal. 123
RATU AYU – Hal. 131
RENNY YULIA – Hal. 139
RINI INTAMA – Hal. 147
SLAMET RIYADI SABRAWI – Hal. 153
SOESI SASTRO – Hal. 161
SONI FARID MAULANA – Hal. 169
SUGIYATNO DM – Hal. 179
SUSY AYU – Hal. 187
WENI SURYANDARI – Hal. 195
WILU NINGRAT – Hal. 203
YVONNE DE FRETES – Hal. 211
Yang ingin memesan silahkan isi formulir pemesanan di SINI
0 comments:
Post a Comment